Pengaruh TV terhadap anak dan Tips menguranginya



PENGARUH TV TERHADAP ANAK DAN TIPS MENGURANGINYA
Oleh: Afif Mustain
  1. PENGARUH FISIK
Menonton televisi sering mengganggu jadwal makan dan tidur. Pencernaan akan terganggu dan kurang tidur.
  1. PENGARUH PADA BENTUK BERMAIN LAINNYA
Menonton televisi mengurangi waktu yang tersedia bagi kegiatan bermain lainnya,terutama bermain di luar dengan anak lain. Menonton televisi juga mengurangi waktu untuk bermain kreatif atau berbagai bentuk hiburan lain.
  1. PENGARUH PADA PEKERJAAN SEKOLAH
Televisi menyajikan informasi dengan cara yang menggairahkan dan hidup sehingga buku pelajaran hampir tidak dapat menyainginya untuk menarik minat anak. Akibatnya, mereka sering menganggap buku dan pekerjaan sekolah mernbosankan.
  1. PENGARUH PADA HUBUNGAN KELUARGA
Menonton televisi sering membatasi interaksi sosial antar anggota keluarga dan membatasi percakapan.
  1. MOTIVASI UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Beberapa anak termotivasi untuk mengikuti apa yang dilihatnya di layar televise dengan mernbaca untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai hal tersebut.
  1. PENGARUH PADA SIKAP
Tokoh di televisi biasanya digarnbarkan dengan berbagai stereotip. Anak kemudian berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Ini mempengaruhi sikap anak terhadap mereka.
  1. PENGARUH PADA NILAI
Menu acara yang terus-menerus menunjukkan adegan pembunuhan, penyiksaan, dan kekejaman pada saatnya akan menumpulkan kepekaan dan mendorong pengembangan nilai anak yang tidak sejalan dengan nilai mayoritas kelompok sosial. Apabila anak terbiasa dan tidak peka terhadap kekerasan, mereka akan menerima perilaku itu sebagai pola hidup yang normal.
  1. PENGARUH PADA PERILAKU
Karena anak suka meniru, mereka merasa bahwa apa saja yang disajikan dalam acara televisi tentunya merupakan cara yang dapat diterima baginya dalam bersikap seharihari. Karena para pahlawan yang patuh kepada hukum kurang menonjol ketimbang mereka yang memenangkan perhatian dengan kekerasan dan tindakan, sosial lainnya, anak-anak cenderung menggunakan cara yang terakhir untuk mengidentifikasi diri dan menirunya.
  1. PENGARUH PADA CARA BERBICARA
Cara berbicara anak sangat dipengaruhi oleh apa yang didengarnya diucapkan orang di televisi dan bagaimana ca.-a mengucapkannya. Ini akan meningkatnya pelafalan dan tata bahasa, namun belum tentu akan memberi pola yang baik dalam pengungkapan hal-hal yang dikatakan anak.
  1. MODEL UNTUK PERAN DALAM HIDUP
Tokoh televisi memberi model untuk berbagai peran dalam kehidupan, perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin, dan karir. Hal ini memberi mereka wawasan mengenai apa yang diharapkan kelompok sosial dari mereka.
  1. PENGARUH PADA KEYAKINAN
Banyak anak yak n bahwa apa saja yang dikatakan di televisi merupakan hal yang benar dan bahwa penyiar televisi Iebih mengetahui segala sesuatu ketimbang para orang tua, guru, dan dokter. Hal ini cenderung membuat anak mudah tertipu. Sayang sekali, bimbingan dan kendali ini sering kurang. Jika tema clan gambar komik merusak, para orang tua dan guru mencoba menjauhkannya dari jangkauan anak. Tekanan sosial di berbagai masyarakat telah memaksa para pedagang untuk meniadakan komik yang merusak dari pasaran. Sayang bahwa masih terlalu sedikit orang tua yang memprihatinkan kualitas televisi yang ditonton anak. Mereka mendorong anak untuk menonton bila merasa lelah atau sedang sibuk tanpa memperlihatkan siaran yang sedang ditayangkan. Karena banyak orang tua yakin bahwa televisi mempunyai nilai mendidik, mereka membiarkan anak dari segala usia untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengan menonton ketimbang memilihkan yang baik baginya. Orang tua dari kelompok sosioekonomi rendah lebih mengizinkan menonton televisi ketimbang mereka yang berasal dari kelompok menengah atas.
Dalam hal ini adapun tips mengurangi pengaruh televisi pada anak, yaitu:
  1. Berikan teladan
Sikap orang tua akan ditiru anak. Sebaiknya orangtua lebih dulu menentukan batasan bagi dirinya sendiri dulu sebelum membuat batasan bagi anaknya. Misalnya, orangtua hanya menonton TV pada saat merasa lelah atau bosan pada kegiatan lain. Dengan begitu, Anda tidak menjadikan menonton TV sebagai menu utama setiap hari. Jangan hidupkan TV sepanjang waktu. Matikan TV ketika sedang makan,berdoa bersama, bercengkerama, atau belajar (Bimbingan Belajar).
  1. Hindari memanfaatkan TV sebagai babysitter.
Di tengah kesibukan kerja, para orangtua lebih merasa aman dan tenang jika anak duduk manis di depan pesawat TV ketimbang main di luar. Tingginya angka kejahatan dan semrawutnya lalu lintas sudah membuat orangtua mengkhawatirkan keselamatan putra-putrinya. Untuk mengalihkan menonton TV, berikanlah aktivitas positif bagi anak seperti ikut kursus, olahraga (Kursus Bidang Olahraga), berkebun (Kursus Berkebun), mewarnai (Kursus Menggambar), memancing, membantu memasak, dan sebagainya.
  1. Buat jadwal.
Ajak anak bersama-sama membuat jadwal kegiatan anak pulang sekolah. Yang penting beri porsi tidak lebih dari dua jam untuk menonton TV.
  1. Letakkan pesawat TV di tempat terbuka.
Dengan begitu Anda bisa memantau acara apa yang sedang ditonton anak. Namun begitu, usahakan juga letak pesawat TV tidak menjadikannya sebagai pusat aktivitas keluarga. Jangan menempatkan TV di kamar anak (kalau radio boleh).
  1. Pakailah TV untuk mendidik.
Ada beberapa acara TV yang bagus ditonton bersama seperti program dokumentasi, edutainment (tayangan edukatif yang menghibur seperti discovery), kuis, olahraga, konser musik klasik, talk show, (lihat dahulu "Acara TV" yang layak ditonton, biasanya terdapat di koran).
  1. Diskusikan adegan anti sosial di TV.
Ajaklah anak membahas: Apakah kata-kata kasar yang diucapkan patut ditiru? Apakah perilaku kekerasan itu layak dicontoh? Apakah setiap masalah harus diselesaikan dengan berkelahi? Diskusikan dan bandingkan nilai-nilai yang ada dalam TV dengan nilai agama.
  1. Terangkan antara fakta dan fiksi.
Anak masih kesulitan membedakan antara fiksi dan fakta. Tokoh drakula yang Anda anggap biasa saja, bisa membuat anak ketakutan dan susah tidur. Terangkan proses pembuatan film/sinetron laga dan misteri, termasuk trik-trik pembuatannya. Apakah darah yang muncrat itu sungguhan? Mengapa jagoannya bisa terbang? Jelaskan bahwa untuk adegan yang berbahaya dilakukan pemeran pengganti yang terlatih. Ada teknik tertentu untuk men-mat pemainnya bisa mengecil, menghilang dan menembus tembok. Jelaskan juga tali (sling) yang dipakai untuk membuat pemainnya bisa melayang.
  1. Diskusikan tayangan iklan.
Mengapa ada iklan di TV? Apa tujuan iklan? Mengapa Man selalu tampak menarik? Apakah iklan pernah menunjukkan kekurangan barang yang diiklankan? Apakah iklan yang bagus berarti barang yang diiklankan pasti bagus? Tunjukkan barang-barang yang paling sering diiklankan di TV. Ajak anak membandingkan: lebih bagus mana penampilan sebenarnya dengan yang di TV?
  1. Rumuskan bersama aturan menonton TV.
Aturan ini berlaku untuk semua anggota keluarga, juga pembantu, babysitter, family, teman, tamu atau tetangga yang nebeng menonton.
  1. Tolaklah semua media yang mengandung kekerasan.
Bukan hanya TV, PlayStation pun mengandung banyak adegan kekerasan. Buatlah kesepakatan bahwa tidak ada tempat dalam keluarga bagi media yang mengandung kekerasan. Entah itu berupa TV, VCD/CD, PlayStation, Video Games, radio, kaset atau bacaan. Diperkirakan bahwa anak di Amerika menonton acara televisi rata-rata selama 30-40 jam/minggu. Jangka waktu ini lebih larna daripada waktu yang mereka habiskan di sekolah dan bagi kebanyakan anak, menonton televisi merupakan kegiatan utama mereka yang dijadwalkan. Televisi menempatkan anak dalam peranan pasif dan menyuguhkan hiburan yang pada umumnya hanya sedikit meminta keterlibatan atau imajinasi mereka. Televisi telah menggoda mereka dan menjauhkan mereka dari kegiatan-kegiatan yang penting, misalnya membaca, melakukan suatu kegemaran / hobi, kegiatan/latihan fisik dan pergaulan dan hubungan dengan anak sebaya mereka, maupun dengan anggota keluarga yang lain.
Program-program pendidikan, yang ditujukan buat anak usia prasekolah, yang disiarkan melalui acara televisi dapat memperbesar perkembangan kognitif dalam kesiapan untuk membaca dan memperkaya perbendaharaan kata-kata mereka. Namun, sebaiknya pencapaian yang dapat dijangkau oleh acara yang demikian itu hanya lebih banyak bersifat suplementer daripada substitusi kegiatan-kegiatan orang tua untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan informasi dan dalam memotivasikan mereka untuk belajar televisi dapat memberikan informasi kepada anak yang telah berusia lebih tua mengenai peristiwa-peristiwa yang baru terjadi, masalah-masalah politik, sejarah dan ilmu pengetahuan.
Namun, televisi tersebut lebih banyak memperlihatkan adegan-adegan kekerasan yang dapat dipergunakan oleh anak sebagai contoh bagi tingkah laku agresif mereka. Pengaruh kekerasan yang mereka saksikan pada film-film akan meningkatkan keagresifan antar pribadi di kalangan anak-anak. Para optimis dapat berharap bahwa kebanyakan anak mampu memisahkan diri mereka dari suguhan kekerasan yang secara teratur terus-menerus mereka terima melalui layar televisi; tetapi anak dengan mudah meniru semua contoh yang mereka saksikan dan pengaruh yang diberikan oleh kekerasan-kekerasan yang disuguhkan oleh televisi mungkin jauh lebih meresap daripada yang kita ketahui dewasa ini. Tetapi dapat dipastikan bahwa beberapa orang anak, yang mengalami gangguan secara emosional, dapat bertindak terang-terangan secara agresif, sebagai akibat langsung daripada acara-acara kejahatan dan kengerian yang mereka saksikan di layar televisi dan tindakan yang mereka lakukan itu mengikuti contoh-contoh yang disuguhkan tersebut.
Perhatian mengenai dampak kekerasan televisi pada anak juga agak diperlukan. Walaupun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kekerasan pada televisi yang mempengaruhi anak adalah mereka yang telah berisiko untuk perilaku agresif, penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa salah satu alat peramal tunggal terbaik tentang kekerasan remaja di masa yang akan datang adalah jumlah program kekerasan televisi yang dilihat selama masa anak. Lagipula, bila menonton televisi diganti dengan kasih sayang dan bimbingan orangtua, terutarna pada tahun-tahun prasekolah, suatu sumber kognitif dan afektif anak untuk meniru, beradaptasi dan kemampuannya untuk memainkan khayalan mungkin terpengaruh.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa anak prasekolah yang terangsang berlebihan dan kurang pengasuhan demikian adalah kurang bahagia dan lebih agresif pada permainan bebasnya pada pusat perawatan anak dan sekolah taman kanak-kanak. Pilihan lain adalah program televisi pendidikan yang khusus dirancang untuk anak prasekolah dapat memperbesar perkembangan kognitif dalam kesiapan memhaca dan kemahiran kata-kata. Televisi dapat memberi informasi anak yang lebih tua tentang kejadian-kejadian sekarang, politik, sejarah, dan ilmu pengetahuan.
Program demikian dapat menambah bulannya mengganti aktivitas orangtua, dapat memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan informasi. Dan dapat memotivasi belajar. Oleh karena itu, hendaknya semua orang tua mengetahui apa sebenarnya yang disaksikan oleh anak mereka pada layar televisi. Mereka yang harus menentukan dan memutuskan apakah suatu acara pantas atau tidak untuk anak-anak mereka. Dalam hal ini, mereka hendaknya tidak segan-segan mempergunakan tolok ukur mereka sendiri dalam memaksakan pembatasan-pembatasan mengenai waktu dan acara televisi yang boleh ditonton oleh anak-anak mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWAL MULA PERMAINAN FUTSAL