Pengaruh TV terhadap anak dan Tips menguranginya
PENGARUH TV TERHADAP ANAK DAN TIPS MENGURANGINYA
Oleh: Afif Mustain
- PENGARUH FISIK
Menonton
televisi sering mengganggu jadwal makan dan tidur. Pencernaan akan terganggu dan kurang tidur.
- PENGARUH PADA BENTUK BERMAIN LAINNYA
Menonton
televisi mengurangi waktu yang tersedia bagi kegiatan bermain lainnya,terutama bermain di luar dengan anak lain. Menonton
televisi juga mengurangi waktu untuk
bermain kreatif atau berbagai bentuk hiburan lain.
- PENGARUH PADA PEKERJAAN SEKOLAH
Televisi
menyajikan informasi dengan cara yang menggairahkan dan hidup sehingga buku pelajaran hampir tidak dapat menyainginya
untuk menarik minat anak. Akibatnya,
mereka sering menganggap buku dan
pekerjaan sekolah mernbosankan.
- PENGARUH PADA HUBUNGAN KELUARGA
Menonton
televisi sering membatasi interaksi sosial antar anggota keluarga dan membatasi percakapan.
- MOTIVASI UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Beberapa
anak termotivasi untuk mengikuti apa yang dilihatnya di layar televise dengan mernbaca untuk mengisi kesenjangan
pengetahuan mengenai hal tersebut.
- PENGARUH PADA SIKAP
Tokoh
di televisi biasanya digarnbarkan dengan berbagai stereotip. Anak kemudian berpikir bahwa semua orang dalam kelompok
tertentu mempunyai sifat yang sama dengan
orang di layar televisi. Ini
mempengaruhi sikap anak terhadap mereka.
- PENGARUH PADA NILAI
Menu
acara yang terus-menerus menunjukkan adegan pembunuhan, penyiksaan, dan kekejaman pada saatnya akan menumpulkan
kepekaan dan mendorong pengembangan
nilai anak yang tidak sejalan dengan nilai mayoritas kelompok sosial. Apabila anak terbiasa dan tidak peka
terhadap kekerasan, mereka akan menerima perilaku
itu sebagai pola hidup yang normal.
- PENGARUH PADA PERILAKU
Karena
anak suka meniru, mereka merasa bahwa apa saja yang disajikan dalam acara televisi tentunya merupakan cara yang
dapat diterima baginya dalam bersikap seharihari. Karena para pahlawan yang patuh kepada hukum kurang menonjol
ketimbang mereka yang memenangkan perhatian dengan kekerasan dan tindakan,
sosial lainnya, anak-anak cenderung menggunakan cara yang terakhir untuk
mengidentifikasi diri dan menirunya.
- PENGARUH PADA CARA BERBICARA
Cara berbicara anak sangat dipengaruhi
oleh apa yang didengarnya diucapkan orang di televisi dan bagaimana ca.-a
mengucapkannya. Ini akan meningkatnya pelafalan dan tata bahasa, namun belum
tentu akan memberi pola yang baik dalam pengungkapan hal-hal yang dikatakan
anak.
- MODEL UNTUK PERAN DALAM HIDUP
Tokoh
televisi memberi model untuk berbagai peran dalam kehidupan, perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin, dan karir.
Hal ini memberi mereka wawasan mengenai apa
yang diharapkan kelompok sosial dari mereka.
- PENGARUH PADA KEYAKINAN
Banyak
anak yak n bahwa apa saja yang dikatakan di televisi merupakan hal yang benar dan bahwa penyiar televisi Iebih
mengetahui segala sesuatu ketimbang para orang
tua, guru, dan dokter. Hal ini cenderung membuat anak mudah tertipu. Sayang sekali, bimbingan dan kendali ini
sering kurang. Jika tema clan gambar
komik merusak, para orang tua dan guru mencoba menjauhkannya dari jangkauan anak. Tekanan sosial di berbagai
masyarakat telah memaksa para pedagang
untuk meniadakan komik yang merusak dari pasaran. Sayang bahwa masih terlalu sedikit orang tua yang
memprihatinkan kualitas televisi yang ditonton anak. Mereka mendorong anak untuk menonton bila merasa lelah atau
sedang sibuk tanpa memperlihatkan
siaran yang sedang ditayangkan. Karena banyak orang tua yakin bahwa televisi mempunyai nilai mendidik,
mereka membiarkan anak dari segala usia untuk
lebih banyak menghabiskan waktu dengan menonton ketimbang memilihkan yang baik baginya. Orang tua dari kelompok sosioekonomi rendah lebih mengizinkan menonton televisi ketimbang mereka
yang berasal dari kelompok menengah
atas.
Dalam
hal ini adapun tips mengurangi pengaruh televisi pada anak, yaitu:
- Berikan teladan
Sikap
orang tua akan ditiru anak. Sebaiknya
orangtua lebih dulu menentukan batasan bagi
dirinya sendiri dulu sebelum membuat batasan bagi anaknya. Misalnya, orangtua hanya menonton TV pada saat
merasa lelah atau bosan pada kegiatan lain. Dengan
begitu, Anda tidak menjadikan menonton TV sebagai menu utama setiap hari. Jangan hidupkan TV sepanjang waktu. Matikan
TV ketika sedang makan,berdoa bersama, bercengkerama, atau belajar (Bimbingan
Belajar).
- Hindari memanfaatkan TV sebagai babysitter.
Di
tengah kesibukan kerja, para orangtua lebih merasa aman dan tenang jika anak duduk manis di depan pesawat TV ketimbang
main di luar. Tingginya angka kejahatan dan semrawutnya lalu lintas
sudah membuat orangtua mengkhawatirkan keselamatan
putra-putrinya. Untuk
mengalihkan menonton TV, berikanlah aktivitas positif bagi anak seperti ikut kursus, olahraga (Kursus Bidang
Olahraga), berkebun (Kursus
Berkebun), mewarnai (Kursus Menggambar), memancing, membantu memasak, dan sebagainya.
- Buat jadwal.
Ajak
anak bersama-sama membuat jadwal kegiatan anak pulang sekolah. Yang penting beri porsi tidak lebih dari dua
jam untuk menonton TV.
- Letakkan pesawat TV di tempat terbuka.
Dengan
begitu Anda bisa memantau acara apa yang sedang ditonton anak. Namun begitu, usahakan juga letak pesawat TV
tidak menjadikannya sebagai pusat aktivitas keluarga.
Jangan menempatkan TV di kamar anak (kalau radio boleh).
- Pakailah TV untuk mendidik.
Ada
beberapa acara TV yang bagus ditonton bersama seperti program dokumentasi, edutainment (tayangan edukatif yang
menghibur seperti discovery), kuis, olahraga, konser musik klasik, talk show, (lihat dahulu "Acara TV"
yang layak ditonton, biasanya
terdapat di koran).
- Diskusikan adegan anti sosial di TV.
Ajaklah
anak membahas: Apakah kata-kata kasar yang diucapkan patut ditiru? Apakah perilaku kekerasan itu layak dicontoh?
Apakah setiap masalah harus diselesaikan
dengan berkelahi? Diskusikan dan bandingkan nilai-nilai yang ada dalam TV dengan nilai agama.
- Terangkan antara fakta dan fiksi.
Anak
masih kesulitan membedakan antara fiksi dan fakta. Tokoh drakula yang Anda anggap biasa saja, bisa membuat anak
ketakutan dan susah tidur. Terangkan proses pembuatan film/sinetron laga dan misteri, termasuk
trik-trik pembuatannya. Apakah darah
yang muncrat itu sungguhan? Mengapa jagoannya bisa terbang? Jelaskan bahwa untuk adegan yang berbahaya
dilakukan pemeran pengganti yang terlatih. Ada teknik tertentu untuk men-mat pemainnya bisa mengecil,
menghilang dan menembus tembok.
Jelaskan juga tali (sling) yang dipakai untuk membuat pemainnya bisa melayang.
- Diskusikan tayangan iklan.
Mengapa
ada iklan di TV? Apa tujuan iklan? Mengapa Man selalu tampak menarik? Apakah iklan pernah menunjukkan kekurangan
barang yang diiklankan? Apakah iklan
yang bagus berarti barang yang diiklankan pasti bagus? Tunjukkan barang-barang yang paling sering diiklankan di TV. Ajak anak membandingkan: lebih
bagus mana penampilan sebenarnya
dengan yang di TV?
- Rumuskan bersama aturan menonton TV.
Aturan
ini berlaku untuk semua anggota keluarga, juga pembantu, babysitter, family, teman, tamu atau tetangga yang
nebeng menonton.
- Tolaklah semua media yang mengandung kekerasan.
Bukan hanya TV, PlayStation pun mengandung banyak adegan
kekerasan. Buatlah kesepakatan bahwa
tidak ada tempat dalam keluarga bagi media yang mengandung kekerasan. Entah itu berupa TV, VCD/CD,
PlayStation, Video Games, radio, kaset atau
bacaan. Diperkirakan bahwa anak di
Amerika menonton acara televisi rata-rata selama
30-40 jam/minggu. Jangka waktu ini lebih larna daripada waktu yang mereka habiskan di sekolah dan bagi kebanyakan anak,
menonton televisi merupakan kegiatan
utama mereka yang dijadwalkan. Televisi menempatkan anak dalam peranan pasif dan menyuguhkan hiburan yang
pada umumnya hanya sedikit meminta keterlibatan
atau imajinasi mereka. Televisi telah menggoda mereka dan menjauhkan mereka dari kegiatan-kegiatan yang
penting, misalnya membaca, melakukan suatu kegemaran
/ hobi, kegiatan/latihan fisik dan pergaulan dan hubungan dengan anak sebaya mereka, maupun dengan anggota
keluarga yang lain.
Program-program pendidikan, yang ditujukan buat anak usia
prasekolah, yang disiarkan melalui
acara televisi dapat memperbesar perkembangan kognitif dalam kesiapan untuk membaca dan memperkaya perbendaharaan
kata-kata mereka. Namun,
sebaiknya pencapaian yang dapat dijangkau oleh acara yang demikian itu hanya
lebih banyak bersifat suplementer daripada substitusi kegiatan-kegiatan orang tua
untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan informasi dan dalam memotivasikan
mereka untuk belajar televisi dapat memberikan informasi kepada anak yang telah
berusia lebih tua mengenai peristiwa-peristiwa yang baru terjadi, masalah-masalah
politik, sejarah dan ilmu pengetahuan.
Namun, televisi
tersebut lebih banyak memperlihatkan adegan-adegan kekerasan yang dapat
dipergunakan oleh anak sebagai contoh bagi tingkah laku agresif mereka. Pengaruh
kekerasan yang mereka saksikan pada
film-film akan meningkatkan keagresifan antar pribadi di kalangan anak-anak. Para optimis dapat berharap bahwa kebanyakan
anak mampu memisahkan diri mereka
dari suguhan kekerasan yang secara teratur terus-menerus mereka terima melalui layar televisi; tetapi anak dengan mudah
meniru semua contoh yang mereka
saksikan dan pengaruh yang diberikan oleh kekerasan-kekerasan yang disuguhkan oleh televisi mungkin jauh
lebih meresap daripada yang kita ketahui dewasa
ini. Tetapi dapat dipastikan bahwa beberapa orang anak, yang mengalami gangguan secara emosional, dapat bertindak
terang-terangan secara agresif, sebagai akibat
langsung daripada acara-acara kejahatan dan kengerian yang mereka saksikan di layar televisi dan tindakan yang mereka
lakukan itu mengikuti contoh-contoh yang disuguhkan
tersebut.
Perhatian mengenai dampak kekerasan televisi pada anak juga
agak diperlukan. Walaupun penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa kekerasan pada televisi
yang mempengaruhi anak adalah mereka yang telah berisiko untuk perilaku agresif, penelitian yang lebih baru
menunjukkan bahwa salah satu alat peramal tunggal
terbaik tentang kekerasan remaja di masa yang akan datang adalah jumlah program kekerasan televisi yang dilihat
selama masa anak. Lagipula, bila menonton televisi
diganti dengan kasih sayang dan bimbingan orangtua, terutarna pada tahun-tahun prasekolah, suatu sumber kognitif dan afektif anak untuk meniru,
beradaptasi dan kemampuannya untuk
memainkan khayalan mungkin terpengaruh.
Penelitian baru-baru
ini menunjukkan bahwa anak prasekolah yang terangsang berlebihan dan kurang pengasuhan demikian adalah kurang
bahagia dan lebih agresif pada permainan
bebasnya pada pusat perawatan anak dan sekolah taman kanak-kanak. Pilihan lain adalah program televisi
pendidikan yang khusus dirancang untuk anak prasekolah
dapat memperbesar perkembangan kognitif dalam kesiapan memhaca dan kemahiran kata-kata. Televisi dapat
memberi informasi anak yang lebih tua tentang kejadian-kejadian sekarang, politik, sejarah, dan ilmu pengetahuan.
Program demikian
dapat menambah bulannya mengganti aktivitas orangtua, dapat memberikan
pengetahuan, ketrampilan, dan informasi. Dan
dapat memotivasi belajar. Oleh karena itu, hendaknya semua orang tua
mengetahui apa sebenarnya yang
disaksikan oleh anak mereka pada layar televisi. Mereka yang harus menentukan dan memutuskan apakah suatu
acara pantas atau tidak untuk anak-anak mereka.
Dalam hal ini, mereka hendaknya tidak segan-segan mempergunakan tolok ukur mereka sendiri dalam memaksakan
pembatasan-pembatasan mengenai waktu dan
acara televisi yang boleh ditonton oleh anak-anak mereka.
Komentar
Posting Komentar