SEJARAH BANI ISRAEL
SEJARAH BANI ISRAEL
Oleh: Afif Mustain
Nama israel mengandung dua indikasi makna, pertama bersifat
umum dan yang kedua bersifat khusus, bahwa nama ini adalah nama yang memberikan
kelebihan pada bangsa Yahudi dari pada bangsa-bangsa lain. Israel adalah kebanggaan
dan keagungan bagi mereka. Kisah nama israel disebutkan dalam Taurat, yaitu
perubahan nama Ya'qub kepada israel, dalam kisah dipenuhi unsur dongeng
khurafat yang dibuat-buat untuk menyebutkan sebab perubahan nama Ya'qub menjadi
israel dan dalil pengharaman memakan daging yang menutupi pangkal paha.
Disamping itu terdapat penyamaan atau
penyerupaan tuhan dengan dengan manusia, sungguh suatu kedustaan terhadap Dzat
dan kekuasaan tuhan. Disini kami menyebutkan bahwa Al-Qur'an menyebut nama
israel untuk menyebutkan Nabi Ya'qub As, akan tetapi Al-Qur'an tidak
mengaitkannya dengan suatu sebab atau alasan yang tidak masuk akal.
Kisah dongeng yang dikaitkan denagn perubahan nama Nabi
Ya'qub menjadi israel adalah jenis
dongeng yang disebut para pakar sejarah agama sebagai Myth of Origin atau
Actological Myth. Tujuan dari kisah-kisah adalah untuk memberikan
gambaran penjelasan tentang asal suatu tradisi atau nama atau sesuatu. Para
pakar sejarah menganggap kisah ini khususnya kisah nabi Ya'qub ini sebagai usaha
untuk memberikan suatu penyebab terhadap perubahan nama baru, yaitu israel.
Atau untuk menjelaskan tradisi bangsa israel masa silam tentang pengharaman
suatu makanan.
Dengan nama baru ini Taurat memisahkan antara keturunan Nabi
Ishaq As dengan keturunan Nabi Ismail As yang bersatu pada Nabi Ibrahim kakek
Ya'qub bin Ishaq As. Jadi, tujuan dari kisah ini hanyalah rasis semata, yaitu
pengkhususan terhadap keturunan Nabi Ya'qub as dan menyebutkan mereka sebagai
orang-orang israel dan marendahkan keturunan nabi ismail.
Demikianlah makna umum tentang israel yang digunakan untuk
setiap orang-orang ibrani, setelah merubah nama Nabi Ya'qub menjadi israel.
Abad sembilan belas atau delapan belas sebelum masehi adalah masa awal
penggunaan kata israel sebagai pengganti kata ibri, berdasarkan kepada
perbedaan pendapat yang jelas dikalangan para pakar sejrah tentang masa nabi
Ibrahim antara abad kedua puluh dan sembilan belas sebelum Masehi.
dan yahudi, sebagai dua nama yang mengandung makna politis
dan geografis. Indikasi penyebutan nama israel yang bersifat khusus, yaitu
indikasi politis geografis. Sejak terpecahnya kerajaan daud dan sulaiman
menjadi dua kerajaan yang bertikai; kerajaan israel utara,yaitu ibukotanya
adalah syakim, tirsyah dan samaria dan kerajaan yahudza, ibukotanya yerusalem.
Perpecahan ini terjadi pada tahun 932 SM, yaitu tahun kematian Nabi Sulaiman
as. Sejak itu, digunakanlah dua nama; yaitu israel
Akhirnya kata israel memiliki dua pengertian; pertama
bersifat umum, penisbatan kepada israel, yaitu Nabi Ya'qub as. Penggunaannya
telah dimulai sejak abad kesembilan
belas sebelum masehi. Pengertian kedua mengandung makna khusus, nama israel
mengisyaratkan kepada kecendrungan politik dan geografi, kerajaan israel
utara.penggunaan nama israel dengan pengertian ini dimulai sejak tahun 932 SM,
pada tahun wafatnya nabi sulaiman dan saat terpecahnya kerajaan nabi sulaiman
kepada dua bagian; kerajaan israel di utara dan kerajaan yahudza di selatan.
Seiring
dengan pertumbuhan zionis dipalestina yang memilih nama israel sebagai
identitas yang mengandung nama yang bersifat politis dan geografis. Dengan
tetap mempertahankan makna israel yang bersifat umum, yaitu penisbatan kepada
bani israel, penisbatan kepada bani israel pada masa silam sangat jelas dan
kuat, karena rentang waktu yang masih dekat kepada nabi Ya'qub dan keberhasilan
orang-orang israel keluar dari mesir menuju bumi palestina pada masa nabi musa
dan nabi Harun as, dan berjalan sempurna pada masa Yusya' bin nun. Awal
perpecahan fanatisme israel pada masa Asyur tahun 721 SM, masa penawanan di
babel pada tahun 586 SM dan terakhir pada masa penwanan romawi pada tahun 70
masehi. Setelah masa ini bangsa israel mengalami perpecahan yang sangat lama
sepanjang sejarah hingga ke zaman modern saat ini. Menyebabkan mereka
kehilangan istilah kemurnian darah yahudi dan penafian untuk menisbatkan diri
kepada bani israel masa silam, yang pada akhirnya orang-orang israel zaman
modern melepaskan diri dari dasar-dasar bangsa semit israel masa silam.
Sumber:
Khalifah, Muhammad Hasan, Tarikh Ad-diyanah
Al-yahudiah: Daar Qubaa'. Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2009.
Komentar
Posting Komentar